Penanganan Eceng Gondok - Hal itu disampaikan Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem
Perairan Darat Kementerian Lingkungan Hidup Hermono Sigit dalam paparan
Grand Design Penyelamatan Ekosistem Danau Indonesia, Selasa (11/6), di
Jakarta.
Sembilan kementerian itu ialah Kementerian Lingkungan
Hidup, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, serta Kementerian Riset dan Teknologi.
Sigit
mengatakan, Rawapening menjadi proyek percontohan Gerakan Penyelamatan
Danau. Model di Rawapening akan direplikasi ke 14 danau prioritas lain
pada periode 2010-2014. Ke-14 danau lain ialah Danau Toba (Sumatera
Utara), Singkarak dan Maninjau (Sumatera Barat), Kerinci (Jambi), Rawa
Danau (Banten), serta Batur (Bali). Kemudian Danau Tempe dan Matano
(Sulawesi Selatan), Poso (Sulawesi Tengah), Tondano (Sulawesi Utara),
Limboto (Gorontalo), Sentarum (Kalimantan Barat), Kaskade Mahakam
(Kalimantan Timur), dan Sentani (Papua).
Ketua Program Magister
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Diponegoro, Semarang, Tri Retnaningsih Soeprobowati mengatakan, akar
masalah di Rawapening adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang
menutupi hingga 70 persen badan danau seluas 2.670 hektar.
Menurut
Retnaningsih, tumbuh pesatnya eceng gondok di Rawapening disebabkan
eutrofikasi, yaitu melimpahnya unsur hara dalam hal ini nitrogen dan
fosfor. Eutrofikasi terjadi tidak hanya di badan danau, tetapi juga
daerah tangkapan air danau. Unsur hara di daerah tangkapan air berasal
dari peternakan dan pupuk pertanian di sekitarnya. Di badan danau,
eutrofikasi disebabkan pakan ikan pada karamba jaring apung.
Jika
itu dibiarkan, bukan tidak mungkin nantinya Rawapening berubah menjadi
daratan. Eutrofikasi juga menyebabkan kandungan unsur tembaga ikan nila
di Rawapening 0,7 miligram per kilogram. Batas kandungan tembaga pada
ikan di Eropa 0,1 miligram per kilogram.
Menurut Retnaningsih,
penyelamatan Rawapening tidak hanya dilakukan dengan menangani eceng
gondok, tetapi juga penanggulangan lahan kritis, sedimentasi, penurunan
kandungan zat gizi dalam air, penerapan pertanian ramah lingkungan, dan
pelibatan masyarakat sekitar.
Sigit menambahkan, salah satu upaya
menangani eceng gondok ialah dengan memanfaatkan menjadi berbagai produk
seperti pupuk, bahan bakar terbarukan, dan pakan ternak. (ADH)
Title
:
Penanganan Eceng Gondok
Description
:
Penanganan Eceng Gondok - Hal itu disampaikan Asisten Deputi Pengendalian Kerusakan Ekosistem Perairan Darat Kementerian Lingkungan Hidup ...